Foto-foto Sepasang Monster Sangatta, Buaya Jantan 6,6 Meter

Written By Unknown on Jumat, 27 Maret 2015 | 12.16

TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO

MONSTER SANGGATA - Dalam rangka pameran Sei Makaham di Bentara Budaya Jakarta, 7-16 November 2014, awetan buaya "Monster Sangatta" itu dibawa ke Jakarta. Usaha ini dilakukan atas kerja sama BBJ dengan Yayasan Total Indonesia dan para pemangku kepentingan di Kalimantan Timur. Tampak seorang ibu sedang mengganti sajen untuk sepang awetan buaya "Monster Sanggatta" yang dipamerkan, Jumat (7/11/2014) yang bertempat di Bentara Budaya Jakarta (BBJ). TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO

TRIBUNNEWS.COM

Jasad dua ekor buaya raksasa dari Kalimantan Timur sedang dipamerkan di pameran Sei Makaham di Bentara Budaya Jakarta, 7 sampai 16 November 2014. Kedua ekor buaya muara, monster Sangatta itu pernah menggegerkan masyarakat Kaltim pada tahun 1996 karena telah memangsa dua manusia, seorang di antaranya wanita hamil 7 bulan. TRIBUNNEWS.COM

TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO

MONSTER SANGGATA - Dalam rangka pameran Sei Makaham di Bentara Budaya Jakarta, 7-16 November 2014, awetan buaya "Monster Sangatta" itu dibawa ke Jakarta. Usaha ini dilakukan atas kerja sama BBJ dengan Yayasan Total Indonesia dan para pemangku kepentingan di Kalimantan Timur. Tampak seorang ibu sedang mengganti sajen untuk sepang awetan buaya "Monster Sanggatta" yang dipamerkan, Jumat (7/11/2014) yang bertempat di Bentara Budaya Jakarta (BBJ). TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO

TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO

MONSTER SANGGATA - Dalam rangka pameran Sei Makaham di Bentara Budaya Jakarta, 7-16 November 2014, awetan buaya "Monster Sangatta" itu dibawa ke Jakarta. Usaha ini dilakukan atas kerja sama BBJ dengan Yayasan Total Indonesia dan para pemangku kepentingan di Kalimantan Timur. Tampak seorang ibu sedang mengganti sajen untuk sepang awetan buaya "Monster Sanggatta" yang dipamerkan, Jumat (7/11/2014) yang bertempat di Bentara Budaya Jakarta (BBJ). TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO

TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO

MONSTER SANGGATA - Dalam rangka pameran Sei Makaham di Bentara Budaya Jakarta, 7-16 November 2014, awetan buaya "Monster Sangatta" itu dibawa ke Jakarta. Usaha ini dilakukan atas kerja sama BBJ dengan Yayasan Total Indonesia dan para pemangku kepentingan di Kalimantan Timur. Tampak seorang ibu sedang mengganti sajen untuk sepang awetan buaya "Monster Sanggatta" yang dipamerkan, Jumat (7/11/2014) yang bertempat di Bentara Budaya Jakarta (BBJ). TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO

TRIBUNKALTIM.CO- Dua ekor buaya "raksasa" dari Sangatta, Kalimantan Timur sering dipamerkan. Tahun lalu, misalnya, kedua ekor buaya yang telah diawetkan itu dibawa ke arena pameran Sei Makaham di Bentara Budaya Jakarta, tanggal 7 sampai 16 November 2014.

Kedua ekor buaya muara monster Sangatta ini menggegerkan masyarakat Kaltim pada tahun 1996 karena telah memangsa dua manusia di dua tempat terpisah hanya dalam selisih waktu  satu bulan.  

Lalu penduduk memburu dan membunuh kedua buaya ini untuk mengeluarkan potongan tubuh korban yang tertinggal di dalam perutnya.

Buaya pertama yang memangsa Ny Hairani (35) ditangkap pada 8 Maret 1996 di sungai Kenyamukan, Kecamatan Sangatta (kini masuk wilayah Kabupaten Kutai Timur). Buaya ini berkelamin jantan berusia sekitar 70 tahun. Panjangnya sekitar 6,6 meter, berat 350 kg dan lingkar perut 1,8 meter.

Informasi yang diperoleh Tribun Kaltim dari beberapa warga Kenyamukan, saat kejadian, korban sedang mencuci beras dan peralatan dapur di tepi sungai. Tak lama kemudian, buaya mengibasnya. Setelah terjatuh ke sungai, korban langsung diseret.

"Buaya berhasil ditemukan setelah warga menggunakan bom ikan di tempat yang diduga menjadi lokasi keberadaan buaya. Setelah itu buaya langsung ditembak. Setelah perutnya dibelah oleh salah satu dokter Puskesmas Sangatta Selatan, ditemukanlah jasad korban di dalamnya," kata warga, Nazaruddin Hafid.

Sementara buaya kedua yang memangsa seorang pria bernama Baddu (40) di Tanjung Limau, Kecamatan Muara Badak, di Kabupaten Kutai Kartanegara, ditangkap pada 10 April 1996. Buaya berkelamin betina ini memiliki panjang 5,5 meter, berat 200 kg dengan lingkar perut sekitar 1 meter.

Setelah itu, kedua buaya yang dijuluki "monster dari Sangatta" tersebut diawetkan dan dipajang di Museum Kayu Tuah Himba, Kota Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara. 

Selain kedua buaya tersebut, masih ada jasad seekor buaya besar yang diawetkan warga. Saat ini jasad buaya masih berada di sekitar Mapolsek Sangkulirang, Kabupaten Kutai Timur. Buaya tersebut memangsa Sahar, warga Desa Takat, Kecamatan Sandaran, tanggal 15 Maret 2010 lalu.

Kepada Tribun, Paman Sahar, Aminuddin, dan Bahtiar, teman Sahar, yang menjadi saksi tragedi itu menceritakan tali pengikat kapal Sahar tersangkut, sehingga kapalnya miring lalu tenggelam. (Baca juga:  Kisah Menakutkan Monster Sangatta Pemangsa Manusia)

Bahtiar langsung menyelam ke sungai untuk melepas tali. Sedangkan Sahar menyusul terjun. Setelah Bahtiar muncul ke permukaan, air di sekitarnya sudah bercampur darah dan Sahar sudah tidak ada. Seorang bocah, Rijal, yang melihat dari dermaga mengatakan Sahar dilibas dengan ekor buaya sehingga terlempar. Setelah itu buaya menyambar dengan mulutnya, lalu masuk dalam sungai.

Peristiwa ini hanya berlangsung beberapa detik. Tak lama kemudian, warga dan aparat langsung menyisir sungai. Lewat tengah hari, mereka menemukan buaya tersebut di anak sungai. Sniper TNI AL lantas menembaknya 10 kali. Setelah mati, buaya dibawa ke daratan dan dibelah untuk mengeluarkan jasad Sahar. 

Selama di Takat, Tribun mendengar banyak warga yang mempercayai faktor mitos sebagai alasan buaya memangsa manusia. Terutama tentang "kepuhunan", bersumpah sembarangan, juga pelanggaran terhadap beberapa pantangan.

Tentang mitos kepuhunan, Sahar dianggap warga mengalaminya. Ceritanya, ia sangat ingin makan pulut (ketan yang dimakan dengan kelapa.red). Keluarga pun membuatkannya. Namun saat ia ingin makan ternyata sudah habis. Tak lama kemudian, ia turun ke sungai dan terjadilah peristiwa itu.

Ada lagi sumber yang menyatakan Sahar sempat sesumbar saat melihat pertandingan sepakbola antara Desa Susuk dan Sangkulirang beberapa pekan lalu. Susuk biasanya selalu menang. Hingga Sahar menyatakan, rela dimakan buaya bila Susuk kalah. Saat itu tanpa diduga Susuk kalah 5-0. Cerita sumpah semacam ini juga pernah terjadi di Desa Wono.

Warga juga bercerita tentang firasat. Semalam sebelum kejadian, Sahar tampak murung, padahal rekan-rekannya sedang berkumpul membakar ikan. Tidak biasanya ia hanya bicara bila diajak bicara. Ia juga biasa bangun tidur di atas pukul 09.00. Entah mengapa pagi itu ia bangun sekitar pukul 07.00. (*)


Anda sedang membaca artikel tentang

Foto-foto Sepasang Monster Sangatta, Buaya Jantan 6,6 Meter

Dengan url

http://beritakaltime.blogspot.com/2015/03/foto-foto-sepasang-monster-sangatta.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Foto-foto Sepasang Monster Sangatta, Buaya Jantan 6,6 Meter

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Foto-foto Sepasang Monster Sangatta, Buaya Jantan 6,6 Meter

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger