Lahan dari Lembah Harapan menjadi Lembah Mutiara

Written By Unknown on Rabu, 11 Februari 2015 | 12.16

TRIBUNKALTIM.CO - Lahan yang sekarang menjadi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Balikpapan ini dahulunya adalah kawasan lokalisasi. Peresmian RSUD Balikpapan, Selasa (10/2/2015) yang bertepatan dengan HUT ke 118 Kota Balikpapan belum berarti rumah sakit sudah dapat beroperasional secara optimal. Masih ada kendala yang memerlukan kerja sama manajemen rumah sakit, instansi terkait juga kesadaran masyarakat sekitar.

RSUD ini sengaja dibangun di tengah kota demi memudahkan akses bagi warga Balikpapan. Khususnya masyarakat keluarga miskin (gakin) dan pasien Kelas III. Demikian pernyataan Walikota Balikpapan, Rizal Effendi dalam sambutannya. Ia juga mempersilakan manajemen RSUD Balikpapan untuk mencari alternatif nama. (BACA: Tak Punya Cleaning Service, Dokter harus Ikut Bersihkan Ruangan).

Salah seorang yang ikut berjuang mewujudkan RSUD ini adalah Alwiati, yang dipercaya menjadi Kepala Bagian Umum RSUD Balikpapan. "Alhamdulillah hari ini adalah hari yang berbahagia untuk saya, dengan perjuangan saya sejak tahun 2010 diberi tugas oleh Walikota untuk mengurus rumah sakit ini hingga berdiri dengan megah," ujarnya. Ia terlihat meneteskan airmata ketika menceritakan kisahnya.

Dahulu kawasan rumah sakit ini punya citra yang buruk. Kepada tribunkaltim.co, ia menjelaskan, "Dulunya ini hutan, bekas eks lembah harapan (lokalisasi). Perjuangannya itu betul-betul ngeri. Kalau saya bilang sampai berdarah-darah," ujarnya. Antara tahun 2011-2012, kondisi bangun sudah 50 persen, tiba-tiba longsor. "Longsor itu, kami tidak menyangka, sebab kami sudah melakukan penguatan, dengan disiring, dan lainnya. Tapi ternyata masih saja longsor," kata Alwiati. (BACA: Utang RSUD AW Sjahranie Rp 53 Miliar Terganjal Dokumen).

Tim RSUD kemudian melakukan konsultasi dengan ahli dari ITS (Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya). "Kami melakukan penelitian tentang kondisi tanahnya. Ternyata kondisi tanah Balikpapan memang seperti itu. Hampir semua kondisi tanah Balikpapan, pasir dan tanah liat sehingga pada saat hujan bisa meleleh dan menyebabkan longsor," kata Alwiati

Selanjutnya, dibuat desain penanganan longsor dan Alwiati bersyukur tidak ada lagi kejadian longsor. Hingga saat ini, manajemen RSUD masih belum berhasil menyelesaikan pembebasan lahan milik warga. "Saya yakin dan selalu berusaha. Di sini masih ada sekitar 20 warga yang tidak setuju dengan pembangunan rumah sakit ini. Tapi, saya yakin ada 600.000 warga Balikpapan di luar sana yang setuju dan menunggu RSUD ini digunakan," ujarnya. (BACA: RSUD IA Moeis Berharap Dapat Akreditas di Usia yang ke-8).

Terkait masyarakat yang belum mendukung RSUD, menurutnya sudah mulai berubah dan mendukung. Tapi, kami harus pahami bahwa ganti rugi itu supaya mereka bisa hidup layak dan jangan sampai menyakiti hati masyarakat," ujarnya. Dia melanjutkan untuk luas bangunan sekitar 15.000 meterpersegi, awal pembangunan ada sekitar 1,2 hektare. "Lahan yang kami bebaskan memang tidak banyak, memang hanya area milik Pemkot Balikpapan yang digunakan warga. Sedangkan pembebasan lahan tidak sampai satu hektare," katanya.

Area tersebut sangat minim, sebab lanjut Alwiati, RSUD masih membutuhkan lahan untuk parkir. Untuk areal parkir yang sekarang hanya mencukupi 84 kendaraan roda empat dan 104 kendaraan roda dua. "Sangat sedikit lahan parkir kita, bila dokter dan staf RSUD parkir itu sudah penuh, belum pasien," ujar Alwiati. (*)


Anda sedang membaca artikel tentang

Lahan dari Lembah Harapan menjadi Lembah Mutiara

Dengan url

http://beritakaltime.blogspot.com/2015/02/lahan-dari-lembah-harapan-menjadi.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Lahan dari Lembah Harapan menjadi Lembah Mutiara

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Lahan dari Lembah Harapan menjadi Lembah Mutiara

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger