Di Perpustakaan Yayasan Total Boleh Baca Buku Langka Gratis

Written By Unknown on Senin, 08 Desember 2014 | 12.16

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Sekilas, rumah bercat putih di Jalan Jalan Wiluyo Puspoyudo No.13 RT.25 Klandasan ini tak ubahnya bangunan lain di sekitarnya. Namun ternyata rumah ini istimewa. Di dalamnya dapat kita baca secara gratis ribuan buku dari dalam dan luar negeri, seribu lebih di antaranya  adalah buku-buku langka dan hasil penelitian.

Gedung tersebut adalah Perpustakaan Yayasan Total Indonesia yang kini dibuka untuk umum. Dengan ruangan yang lebih dari memadai dan koleksi yang cukup lengkap, masyarakat umum akan diajak menyelami lebih dalam tentang suku-suku asli Kalimantan, yang dituliskan berdasarkan pengalaman langsung para penulisnya, baik itu berupa buku, hasil penelitian maupun karya kerajinan tangan.

Selama ini, perpustakaan ini masih hanya bisa digunakan para mahasiswa yang ingin mencari bahan untuk skripsi, tesis atau pun disertasi. Selain buku, perpustakaan ini juga memajang ratusan kerajinan-kerajinan tangan suku asli Kalimantan. Bukan hanya pajangan, proses penganyaman kerajinan Dayak juga bisa ditemui di salah satu ruangan perpustakaan.

Ryan Antoni  selaku field officer yang juga pembina perajin tradisional binaan Total Indonesia belum lama ini menceritakan, beberapa buku memang tergolong langka dan merupakan catatan-catatan pribadi dari seorang tokoh yang pernah mendalami Kalimantan.

Buku-buku unggulan ini dipajang terpisah, tepatnya di ruangan utama perpustakaan. Beberapa di antaranya adalah Kalimantan Membangun (1979) karya pahlawan nasional Tjilik Riwut (1979) yang merupakan lanjutan dari Sejarah Kalimantan (1952) dan Kalimantan Memanggil (1958). Buku ini  menceritakan pembangunan dan budaya Kalimantan.

"Kalau dalam keilmuan ini bisa dikategorikan dalam atropologi atau etnografi, itu ada di dalam buku Tjilik Riwut ini," jelas Ryan.

Buku unggulan lainnya yang kini sulit didapat karena tergolong langka adalah Kaharingan yakni buku tentang religi dan penghidupan di pehuluan Kalimantan yang ditulis oleh Sarwoto Kertodipoero. Buku langka yang dicetak tahun 1653 ini, kata Ryan, sangat direkomendasikan menjadi bahan referensi dikarenakan validitasnya sangat tinggi.

"Selain karena ditulis oleh penulis yang punya kapasitas baik, data-data yang didalamnya merupakan data yang sangat faktual," jelas Ryan.

Ada beberapa buku-buku unggulan yang harus didatangkan dari luar negeri karena memang tidak diperjualbelikan di Indonesia.  "Dan memang sebenarnya orang Indonesia karena kurang banyak bisa berbahasa asing jadi kurang tertarik untuk mencari. Sehingga pasaran buku itu tidak sampai ke sini," jelas Ryan.

Buku-buku tersebut di antaranya adalah  Borneo La Diagonale Vert Jungle karya Catherine Samson, Plaited Arts From The Borneo Rainforest karya Bernard Sellato, Borneo People karya Malcolm MacDonald, The Sea Dyaks Borneo With A Chapter On Missionary Work Amongst The Dyaks (1907) dan  Thorough Central Borneo (An account of two years travel in the land oh the head hunters between the years 1913 and 1917 volume 1) oleh Carl Lumhotz.

"Buku ini lebih menerangkan model-model kerajinan tradisional masyarakat Dayak. Kemudian bukan hanya teknik pembuatannya yang dijelaskan secara rinci, tapi juga makna filosofis dari kerajinan itu sendiri. Dulunya, ini memiliki nilai yang sarat dengan ritus-ritus religi dan lain sebagainya," kata Ryan menceritakan buku Plaited Arts From The Borneo Rainforest dari Bernard Sellato.(*)


Anda sedang membaca artikel tentang

Di Perpustakaan Yayasan Total Boleh Baca Buku Langka Gratis

Dengan url

http://beritakaltime.blogspot.com/2014/12/di-perpustakaan-yayasan-total-boleh.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Di Perpustakaan Yayasan Total Boleh Baca Buku Langka Gratis

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Di Perpustakaan Yayasan Total Boleh Baca Buku Langka Gratis

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger