Yaman Mulai Krisis Makanan, Kenapa Bantuan Internasional Enggan Datang?

TRIBUNKALTIM.CO —Warga sipil Yaman yang terperangkap pertempuran di kota pelabuhan Aden mulai kehabisan pasokan air dan makanan, menurut sejumlah penduduk setempat pada Senin.

Pertempuran antara pemberontak Houthi dan pasukan yang didukung Arab Saudi belum berakhir. Di lain sisi, air dalam kemasan botol tak lagi tersedia di Aden.

Ribuan warga lalu mengantre di pompa-pompa air, kata beberapa penduduk di kota kedua terbesar Yaman. Bagi sebagian lainnya, lari dari lokasi pertempuran seakan sia-sia. Sebab, mereka tak mempunyai bahan bakar yang cukup.

"Pasokan makanan semakin berkurang dan ribuan anak-anak tidur dalam keadaan lapar," papar Hayat al-Shamiri, ibu tiga anak yang menjadi petugas medis di Aden lewat sambungan telepon seperti dikutip dari The Wall Street Journal, Selasa (7/4/2015).

"Di manakah organisasi bantuan internasional? Tak satu pun yang datang ke Yaman. Warga sipil dan anak-anak tak bersalah sekarat di Aden, sementara seluruh dunia menyaksikan penderitaan mereka," sahutnya kemudian.

Menyusul sepekan negosiasi dengan petinggi Komite Palang Merah Internasional, pemerintah Arab Saudi mengaku akan mengizinkan barisan pesawat pengangkut 48 ton pasokan medis darurat mendarat di San'a, ibu kota Yaman pada Rabu. [Baca: Yaman akan Ikuti Jejak Kehancuran Irak, Libya dan Suriah]

Maria Claire Feghali, juru bicara Palang Merah di Yaman mengatakan, perundingan dengan Riyadh terkait akses kapal pengangkut petugas medis dari Djibouti masih berlanjut. Jika diizinkan, kapal-kapal itu akan bersandar di Aden.