Kelanjutan Pembangunan Rel Tunggu Rangkaian Perizinan Rampung

Written By Unknown on Sabtu, 06 Desember 2014 | 12.17

TRIBUNKALTIM.CO,  SANGATTA - Kelanjutan pembangunan rel kereta api Muara Wahau-Lubuk Tutung, Kabupaten Kutai Timur, dengan panjang sekitar 130 kilometer, oleh investor ternyata masih menunggu rampungnya beberapa paket perizinan.

Adapun pembebasan lahan, saat ini mayoritas sudah diselesaikan. Demikian disampaikan Head of External Affair perusahaan Mineral, Energy, dan Commodities (MEC) Tjetjep P.

"Kendala lapangan yang utama adalah lahan. Perizinannya panjang. Jadi masih mengurus seputar itu," kata Tjetjep. Pihaaknya juga sedang mendaftarkan hal tersebut di Badan Pertanahan Nasional (BPN).

Untuk persentase lahan yang diperlukan, Tjetjep mengatakaan mayoritas sudah dibebaskan. "Sekarang kita ada lintas tambang yang sedang ingin diselesaikan. Dan status lahannya pinjam pakai," katanya. Adapun dengan masyarakat dan perusahaan lain, relatif sudah rampung.

Fase dimulainya pembangunan konstruksi rel ditargetkan setahun setelah perizinan rampung. "Tergantung izinnya kapan (selesai, red). Rencana kami, satu tahun setelah semua clear, akan dilaksanaan implementasi konstruksi," katanya.

Sejauh ini memang ada penundaan dari jadwal awal. Selain karena menunggu rampungnya perizinan, juga karena jatuhnya harga batu bara dunia. Skema MEC membangun rel tersebut memang untuk mengangkut batu bara, yang terkoneksi dengan pelabuhan di Lubuk Tutung.

"Kita juga sedang menimbang keekonomian. Tentang sumber biaya,  juga harga dunia komoditi batu bara yang turun drastis. Memang deposit kita potensial untuk 30 sampai. 40 tahun ke depan. Namun saat ini situasinya sedang tidak ekonomis," katanya.

Sebagaimana diwartakan, megaproyek perusahaan (MEC), bentukan Ras Al-Khaimah dan Trimex Group, senilai USD 5 miliar di Kutim, merupakan investasi terintegrasi. Mereka akan menambang batu bara, mengangkutnya secara lokal dengan kereta api, dan membawa ke luar Kutim dari laut, yaitu pelabuhan.

Mereka tidak akan memulai aktifitas penambangan batu bara sampai berbagai kebutuhan dan persyaratan terpenuhi. "Semuanya harus selesai dulu. Ini pembangunan terintegrasi. Tambang terhubung dengan transportasi kereta dan fasilitas mengeluarkan barang di pelabuhan. Harus selesai semua infrastruktur dulu," kata Tjetjep.

Pembangunan rel kereta dengan pelabuhan juga akan dilakukan secara paralel. Manakala pembangunan rel kereta dimulai, maka pelabuhan juga dibangun bersamaan. Rencananya pembangunan dimulai dari pelabuhan. Lalu rel kereta dibangun bersamaan dari arah Bengalon dan dari arah Muara Wahau.

"Rencananya proses pembangunan rel dari dua arah ini akan bertemu di tengah. Itu kalau memungkinkan. Kalau tidak memungkinkan, kami akan maju dari arah pelabuhan ke arah Muara Wahau," katanya.

Walaupun sempat ada perubahan lintasan, namun panjang total rel tidak banyak berubah. "Kurang lebih sama (130 kilometer, red). Perbedaannya tidak banyak. kami hanya memindahkan alignment dengan panjang kurang lebih sama," katanya. (*)


Anda sedang membaca artikel tentang

Kelanjutan Pembangunan Rel Tunggu Rangkaian Perizinan Rampung

Dengan url

http://beritakaltime.blogspot.com/2014/12/kelanjutan-pembangunan-rel-tunggu.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Kelanjutan Pembangunan Rel Tunggu Rangkaian Perizinan Rampung

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Kelanjutan Pembangunan Rel Tunggu Rangkaian Perizinan Rampung

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger