Mengaku Musuh Soekarno, WNI Ini Dideportasi dari Malaysia

Written By Unknown on Selasa, 13 Mei 2014 | 12.16

 
NUNUKAN,tribunkaltim.co.id - Mengaku sebagai musuh Presiden Soekarno, seorang Warga Negara Indonesia (WNI) di Negara Bagian Sabah, Malaysia dideportasi Kerajan Malaysia. Ia dideportasi bukan karena sikap politiknya yang mengaku pernah bergabung dengan Darul Islam. Tetapi ia ditangkap dan dideportasi karena tidak memiliki dokumen ke-Imigrasian.  

Nama pria itu Mirce, nama yang menurutnya diambil dari Bahasa Belanda. Gaya dan cara berbicaranya persis dengan para waria pada umumnya. Sekilas mendengar suaranya, tak ada yang membayangkan jika pria yang mengaku Cina Betawi itu telah berusia 66 tahun.

Ia dideportasi dari Tawau melalui Pelabuhan Tunon Taka, Nunukan pada akhir pekan lalu bersama 92 orang WNI lainnya, setelah menjalani penahanan di Penjara Rumah Merah Air Panas, Tawau, Malaysia. Ditangkap, ditahan lalu dideportasi tak pernah dibayangkan Mirce. Sebab sebagai mantan anggota DI, menurutnya, harusnya Pemerintah Malaysia memperlakukannya secara khusus.

"Saya ada kemudahan kalau ketemu pejabat Malaysia. Saya ada kode rahasia. Kau darimana? Kita orang lama. Jadi dia tahulah ada kemudahan. Kami ada kode rahasia bah. Kenapa awak (kamu) mau tanya saya?," ujarnya.

Ia mengatakan, musuh-musuh Soekarno sejak zaman Tunku Abdul Rahman-Perdana Menteri Malaysia pertama- mendapatkan perlindungan saat berada di Malaysia.

"Kami ikut lawan Soekarno dulu. Kami Masyumi. Kami DI bah, Darul Islam. Orang Kahar Muzakkar. Makanya ada kemudahan dari Malaysia. Musuh Soekarno itu ditampung oleh Tunku Abdul Rahman," ujar pria asal Surabaya yang mengaku Cina mualaf.

Mirce boleh mengaku mendapatkan perlakuan khusus. Kenyataannya, aparat setempat justru menangkapnya. Tak ada keistimewaan yang diperolehnya selama berada di Malaysia. Iapun harus menjalani penahanan sebelum dideportasi ke Indonesia.

"Pokoknya  tidak ada kemanusiaan. Sudahlah  sakit hati, tidak usah dibicarakan lagi. Aduh. Tetapi saya mohon supaya Kerajaan Malaysia itu ada kemanusiaan. Dia itu negara Islam, seharusnya punya kemanusiaan lah," keluhnya.

Perlakuan tidak manusiawi menurutnya seperti, setiap hari hanya diberikan makan nasi dan ikan yang membuatnya gatal-gatal. Belum lagi, di tahanan ia harus berebut tempat tidur dengan sekitar 200 orang. Diceritakannya pula, ada dua tahanan asal Filipina yang sakit namun tidak mendapatkan perawatan memadai.

"Yang satu sakit sesak napas, itu sudah mau mati baru dimasukkan hospital. Yah matilah. Yang satu ini sakit gula, dia punya bisul kan, tidak dirawat. Pokoknya tidak ada manusiawilah.  Kejamnya Malaysia. Pokoknya sedihlah, kalau di penjara tidak manusiawi," ujarnya.

Ia merasa kesal. Mirce yang merasa berjasa terhadap pemerintahan Tunku Abdul Rahman, justru diperlakukan sama dengan tahanan yang lain.

"Itu saya sakit hati. Nanti mau kirim surat sama Tuan Najib, Perdana Menteri Datuk Sri. Kurang ajar. Macam kita diperlukan seperti hewan," ujarnya.

Mirce mengaku pernah empat tahun di Sabah. Ia kemudian kembali ke Indonesia dan menetap selama 10 tahun. Pada 2012, ia kembali ke Malaysia dan tinggal sekitar setahun di Negara Bagian Serawak, Malaysia.

Ia lalu hijrah ke Brunei Darussalam. Tanpa paspor, Mirce tertangkap dan sempat ditahan selama 10 bulan 10 hari. "Di Brunei penjaranya enak macam hotel. Di sana makanannya sedap. Bisa belajar ngaji," ujarnya.

Selepas menjalani hukuman di Brunei Darussalam, ia kembali ke Malaysia meskipun tanpa paspor. Iapun kembali ditangkap dan ditahan. Dideportasi dari Malaysia tak membuatnya kapok. Mirce berencana kembali ke Malaysia pada saat Ramadan nanti.

"Saya kan Cina muslim. Saya mau mewakafkan di jalan Allah. Bulan puasa saya mau dakwah Islam, saya kan Muslim. Di sini pun ada Muhammadiyah tolong saya. Jadi saya masih ada baju di penginapan di Tawau, saya belum ambil," ujarnya.

Mirce yang mengaku sakit hati atas perlakuan Malaysia berjanji akan membongkar semua keburukan Malaysia. Ia mengaku tahu aksi pencurian kayu yang dilakukan pengusaha Malaysia di perbatasan Indonesia.

"Pandai Malaysia curi kayu itu. Cina Tawau, Cina Keningau itu curi kayu di Long Pesia-Sepitang sempadan Indonesia. Malaysia itu jahanam. Pokoknya saya bongkar nanti. Itu Bakalalan daerah Serawak  banyak curi kayu. Malaysia sekarang kayunya sudah entek kabeh. Curi kayu kabeh," ujarnya.


Anda sedang membaca artikel tentang

Mengaku Musuh Soekarno, WNI Ini Dideportasi dari Malaysia

Dengan url

http://beritakaltime.blogspot.com/2014/05/mengaku-musuh-soekarno-wni-ini.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Mengaku Musuh Soekarno, WNI Ini Dideportasi dari Malaysia

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Mengaku Musuh Soekarno, WNI Ini Dideportasi dari Malaysia

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger