Terlapor Kasus Facebook di Kutim Sampaikan Permohonan Maaf Tertulis

Written By Unknown on Jumat, 28 Maret 2014 | 12.17

SANGATTA, tribunkaltim.co.id - Terlapor dalam kasus dugaan pencemaran nama baik dan penghinaan via Facebook dengan korban Bupati Kutai Timur, Isran Noor, Haris, menunjukkan kesungguhannya untuk meminta maaf dengan mengirimkan pernyataan tertulis.

Surat tersebut dikirimkannya kepada Bupati Kutim, Isran Noor, dengan tembusan Kapolres Kutim, Kajari Sangatta, Sekretaris Kabupaten, serta Kabag Humas dan Kabag Hukum Setkab Kutim.

Seluruh surat tembusan sudah dikirimkan, Kamis (27/3/2014) siang, kecuali surat utama untuk Bupati Kutim. "Surat tembusan sudah dikirimkan. Namun untuk bupati belum, karena beliau berada di luar daerah. Saat saya tiba, ruang protokol beliau terkunci," katanya, Kamis (27/3/2014) malam.

Haris menegaskan, tujuannya menyurat kepada Bupati Kutim adalah mencari jalan penyelesaian kekeluargaan. "Tujuan saya hanya mencari jalan damai dengan mengedepankan penyelesaian kekeluargaan demi kebaikan bersama," katanya.

Lantas, bagaimana bila Bupati Kutim tetap memilih penyelesaian via jalur hukum? "Insya Allah saya siap menempuh jalur hukum bila memang solusi damai tidak ada. Meskipun saya dan keluarga tidak punya rencana dan persiapan apapun menghadapi hal tersebut," katanya.

Dua hari sebelumnya, Haris sempat bertandang ke Kantor Bupati Kutim. Ia berniat untuk menyampaikan permintaan maaf secara langsung kepada bupati atas kata-kata kasarnya yang terlontar via komentar di Facebook.

Kendalanya, Haris yang seorang tuna rungu, tidak memiliki akses untuk langsung bertemu Bupati Kutim. Setelah gagal mendapatkan akses dari beberapa pejabat Setkab Kutim terkait, Haris berhasil menemui Isran didampingi kalangan wartawan.

Namun saat itu Isran yang sedang sibuk menandatangani dokumen hanya memberikan kesempatan yang singkat untuk bertemu. "Dia sudah saya maafkan, tapi proses hukum tetap berlanjut," kata Isran.

Atas respon Bupati tersebut, Haris mengatakan tidak ada masalah. "Yang penting saya sudah meminta maaf secara langsung. Saya siap menjalani proses hukum sesuai aturan yang berlaku," katanya, setelah membaca pertanyaan Tribun di atas lembaran kertas.

Haris mengatakan sejauh ini dirinya belum ada dihubungi polisi maupun perwakilan Pemkab Kutim pascapelaporan ke Satreskrim Polres Kutim. "Belum ada panggilan dan pemeriksaan. Bagi saya tidak ada masalah bila diproses secara hukum. Namun saya berharap penyelesaian secara kekeluargaan," katanya.

Haris mengatakan dirinya sebenarnya tidak menyesal atas kritik tentang kemiskinan yang disampaikan. Namun dirinya siap meminta maaf atas kata-kata kasar yang sempat terucap.

"Kalau soal sanggahan saya terhadap pernyataan bupati bahwa tidak ada orang miskin di Kutim, saya tidak akan tarik kritikan itu. Tapi soal kata-kata saya yang tidak pantas, saya siap meminta maaf. Saya tidak punya maksud dan tujuan untuk menghina bupati," kata Haris.

Pada sisi lain, Haris menceritakan masalah pendengaran yang dialaminya. "Saya mengalami ketulian sejak tahun 2001. Awal mulanya sebelum mengalami ketulian, saya terkena stroke ringan pada leher hingga kepala," katanya.

"Alhamdulillah, komunikasi dengan tetangga dan kawan-kawan tidak ada masalah. Bila saya tidak memahami apa yang diucapkan orang, biasanya mereka akan menuliskan kalimatnya," katanya.

Haris mengatakan sikap kritis sudah menjadi bagian dari kesehariannya. "Saya memetakan permasalahan secara visual (membaca dan observasi). Juga dengan bertanya pada masyarakat serta pihak-pihak yang terkait bilamana saya melihat ada permasalahan di masyarakat," katanya.

Dalam mencermati dan menyimpulkan permasalahan di masyarakat, ia mengatakan tetap mengedepankan logika berdasar metode yang ada. "Termasuk dalam memetakan masalah kemiskinan, khususnya di desa saya, Sangkima," katanya.

Hingga saat ini Haris belum menikah. Ia berprofesi sebagai petani di kawasan Sangkima, Kecamatan Sangatta Selatan. "Selain bertani jamur, saya juga baru mau bertani sayuran. Saya hanya ingin mendedikasikan ilmu dan hidup saya dalam bidang pertania. Karena itu saya memilih jadi petani," katanya. (*)


Anda sedang membaca artikel tentang

Terlapor Kasus Facebook di Kutim Sampaikan Permohonan Maaf Tertulis

Dengan url

http://beritakaltime.blogspot.com/2014/03/terlapor-kasus-facebook-di-kutim.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Terlapor Kasus Facebook di Kutim Sampaikan Permohonan Maaf Tertulis

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Terlapor Kasus Facebook di Kutim Sampaikan Permohonan Maaf Tertulis

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger