Sutarno, Petani di Loa Kulu Beromzet Rp 2,4 Juta Perhari

Written By Unknown on Senin, 09 Februari 2015 | 12.16

TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG- Sutarno, petani sayur, sibuk mengikat sawi yang baru dipanennya di kebunnya seluas setengah hektare di Desa Sumber Sari, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kukar. Dia dibantu 6 orang perempuan untuk mengikat sawi. Satu ikat sawi dijualnya Rp 4.000 kepada para tengkulak. Sawinya ini juga dijual di wilayah Loa Janan, Kota Bangun dan Tenggarong.

Sutarno mendapatkan omzet Rp 500 ribu per harinya dari bertanam sawi. Ia tak hanya menanam sawi, tapi juga bayam, selada, kangkung dan daun bawang prei. Pada musim panen seperti sekarang, ia bisa menghasilkan minimal 600 ikat sawi per hari. Paling tidak, jika harga satu ikat sawi Rp 4.000, maka dia bisa menghasilkan Rp 2,4 juta dalam sehari. "Itu masih pendapatan kotor. Karena dalam sebulan itu, saya libur selama 10 hari tidak panen," katanya. Dia mengupah tenaga buruh untuk menanam, memetik dan mengikat sawi sebesar Rp 60 ribu/orang.

Masa panen sawi berlangsung hanya 30 hari mulai dari penyemaian bibit. Jadi tiap bulan Sutarno harus memanen sawi. "Kalau cuaca normal, tanaman sawi saya sudah bisa dipanen dalam waktu 20 hari. Sedangkan 10 harinya prei dalam tiap bulan, namun jika cuaca tidak bagus maka 20 hari bisa prei," jelasnya. Waktu 10 hari itu dimanfaatkannya untuk beristirahat. Panas terik dan hujan berakibat buruk bagi tanaman sayurnya. Sedangkan masalah hama masih bisa dikendalikannya.

Ia menggeluti pekerjaan bertanam sawi sejak 10 tahun silam. Pada awalnya, dia harus mendatangi pelanggan ke rumah-rumah untuk menawarkan sawi yang dipanennya. Setelah memiliki pelanggan, mereka tinggal memesan kepadanya. Sutarno akan menyiapkan sawi dalam jumlah yang dipesan pelanggannya. "Nanti mereka mengambil ke sini. Saya hanya menyiapkan dalam bentuk ikatan," katanya. Para tengkulak juga menjadi pelanggannya selama ini. Mereka menjual sawi itu ke pasar tradisional.

Satu ikat sawi di pasar tradisional tentu ukurannya berbeda dengan satu ikat sawi dari kebun Sutarno langsung. "Ini murah sekali. Satu ikatnya sudah banyak, kalau di pasar satu ikatnya sedikit," kata Ike, warga Loa Kulu. Ike membeli sawi untuk dikonsumsi sendiri, bukan untuk dijualnya lagi. Selain itu, ia membeli langsung sawi dari kebun Sutarno karena kesegarannya masih terjaga.(tribunkaltim)


Anda sedang membaca artikel tentang

Sutarno, Petani di Loa Kulu Beromzet Rp 2,4 Juta Perhari

Dengan url

http://beritakaltime.blogspot.com/2015/02/sutarno-petani-di-loa-kulu-beromzet-rp.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Sutarno, Petani di Loa Kulu Beromzet Rp 2,4 Juta Perhari

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Sutarno, Petani di Loa Kulu Beromzet Rp 2,4 Juta Perhari

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger