Kemarahan Menteri Jonan Atas AirAsia untuk Menutupi Kesalahan Pejabat

Written By Unknown on Minggu, 04 Januari 2015 | 12.16

TRIBUNNEWS/DANY PERMANATRIBUNNEWS/DANY PERMANA

Petugas Basarnas mengangkut jenazah dari helikopter untuk dibersihkan di RSUD Sultan Immanudin di Posko Utama Pencarian Pesawat AirAsia QZ8501, Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalteng, Kamis (1/1/2014). Sebanyakj tujuh jenazah sudah berhasil dievakuasi ke Posko Lanud Iskandar untuk kemudian diberangkatkan ke Surabaya. 

TRIBUNKALTIM.CO - Dosen Ilmu Komunikasi Fakultas Hukum dan Komunikasi Unika Soegijapranata Semarang Algooth Putranto menilai kecelakaan pesawat Air Asia bisa menjadi batu pijakan bagi Indonesia dalam memulai tradisi penegakan keselamatan transportasi.

"Marah tak menyelesaikan masalah. Di negara lain, sebuah kecelakaan pesawat atau kapal laut adalah hal serius dan tidak menjadi bagian pertunjukan dengan pejabat yang marah di depan umum karena adanya kecelakaan itu bagian ketidakbecusan pemerintah," ujarnya. (BACA: Bu Risma, Keluarga Korban Penumpang AirAsia QZ8501Diusir dari Hotel)

Bahkan, lanjutnya, di negara lain kejadian kecelakaan besar menjadi alasan pejabat undur diri. Itu pesan yang sangat tegas bahwa keselamatan adalah nomor satu. Di sini, kecelakaan dianggap sebagai nasib dan tidak menghasilkan perbaikan.

Dia mencontohkan Perrdana Menteri Korea Selatan Chung Hong-won memilih mengundurkan diri pasca kecelakaan kapal Sewol yang menewaskan banyak orang.

"Dalam teori komunikasi, marah bisa diartikan sebagai sikap defensif menutupi kesalahan. Soal adanya pelanggaran yang dilakukan Air Asia silahkan diselesaikan dengan tegas kalau perlu cabut ijin lalu pecat pemberi ijin maskapai yang melanggar tersebut. Tak perlu marah-marah di depan media," ujarnya.

Algooth mencatat selama ini di Indonesia pejabat yang bertanggung jawab atas transportasi bisa tenang menikmati posisinya. Sejumlah kecelakaan besar pesawat dan kapal tidak cukup untuk menjadi alasan mereka untuk mundur atau dicopot dari posisinya. (BACA: Kevin A Soetjipto, Penumpang QZ8501 yang Cerdas dan Pandai 3 Bahasa)

"Coba diingat tragedi Lion di Solo, Mandala di Medan, Adam Air di Makassar, Garuda di Jogja, kapal Livina dan Teduh bahkan tragedi kecelakaan kereta api Bintaro yang tak berpengaruh pada posisi pejabat. Kita tunggu apa Menteri Jonan cukup bernyali merevolusi kementerian. Tidak hanya marah-marah," pungkasnya. (*)

Ikuti perkembangan berita lainnya dengan like Facebook TRIBUNKALTIM.CO dan follow @tribunkaltim


Anda sedang membaca artikel tentang

Kemarahan Menteri Jonan Atas AirAsia untuk Menutupi Kesalahan Pejabat

Dengan url

http://beritakaltime.blogspot.com/2015/01/kemarahan-menteri-jonan-atas-airasia.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Kemarahan Menteri Jonan Atas AirAsia untuk Menutupi Kesalahan Pejabat

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Kemarahan Menteri Jonan Atas AirAsia untuk Menutupi Kesalahan Pejabat

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger