KBB-KT Kutim Lestarikan Seni Mamanda yang Hampir Punah

Written By Unknown on Minggu, 11 Januari 2015 | 12.16

TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Pertunjukan seni Mamanda merupakan salah satu kesenian tradisional khas suku Banjar yang kini mulai langka. Keberadaannya bahkan terancam punah seiring perkembangan zaman. Alasan inilah yang mendorong pengurus Kerukunan Bubuhan Banjar Kalimantan Timur (KBB-KT) Kabupaten Kutai Timur menampilkannya di acara Aruh Ganal (pesta besar) yang dihadiri ribuan orang, Sabtu (10/1/2014) malam di Pasar Induk Sangatta.

"Kita ingin agar kesenian Mamanda ini tetap lestari dan dipelajari generasi muda," kata M Aniel Rahman, sutradara pementasan Mamanda. (Baca juga: Ismunandar Minta Bubuhan Banjar Jangan Lupakan Kesenian Tradisional)

Malam itu, sebanyak 20 kru tampil di atas panggung. Delapan pemain dan 12 pengiring musik berkolaborasi secara apik menampilkan lakon berjudul "Adam Bermimpi jadi Sultan". Alur cerita pementasan yang mirip dengan Lenong ini banyak mengisahkan kehidupan di kerajaan.

Tokoh-tokoh seperti Raja, Perdana Menteri, Mangkubumi, Wazir, Panglima Perang, Harapan Pertama, Harapan Kedua, Khadam (ajudan), diperankan dalam pementasan. Kostum pemainnya pun dibuat seperti busana kerajaan. Sesekali, para pemain juga melempar humor dan berinteraksi dengan penonton. (Baca juga: Ribuan Warga Sangatta Nonton Kesenian Banjar)

Lakon "Adam Bermimpi jadi Sultan" malam itu menceritakan tentang kondisi kerajaan yang tengah menggelar acara Aruh Ganal. Simulasi kerajaan diciptakan di atas panggung. Seluruh anggota kerajaan tampak sibuk mempersiapkan perayaan besar dan mengumpulkan rakyatnya. Di tengah pesta itu, Raja berpesan kepada rakyatnya.

"Wooi... Bubuhan Banjar dimanapun berada, kalian harus tetap akur, ngumpul, jangan bercerai berai demi persatuan dan kesatuan," begitulah penggalan dialognya.

Anil Rahman menjelaskan, pentas seni Mamanda kerap berjalan situasional. Tidak butuh waktu lama untuk latihan, bahkan para pemain tidak diberikan skrip (naskah). "Makanya interaksi dengan rakyat (penonton) itu lebih hidup. Justru di situ kekuatannya," jelasnya.

Ia juga menjelaskan, di setiap pementasan Mamanda selalu menyisipkan unsur jenaka dan pesan moral kepada masyarakat. "Malam ini pesannya kita harus jaga Bhinneka Tunggal Ika. Selain akur dengan sesama, bubuhan Banjar juga harus bersikap ramah dan bersahabat dengan warga lain," urainya.

Pementasan Mamanda yang ditampilkan malam itu adalah binaan Dinas Pendidikan dan Dewan Kesenian Kutim. Grup ini sudah seringkali tampil hingga ke kecamatan pelosok. Para pemainnya pun tidak semua orang suku Banjar, tapi multikultural. Ada yang berprofesi sebagai pelajar, mahasiswa, hingga guru. (*)


Anda sedang membaca artikel tentang

KBB-KT Kutim Lestarikan Seni Mamanda yang Hampir Punah

Dengan url

http://beritakaltime.blogspot.com/2015/01/kbb-kt-kutim-lestarikan-seni-mamanda.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

KBB-KT Kutim Lestarikan Seni Mamanda yang Hampir Punah

namun jangan lupa untuk meletakkan link

KBB-KT Kutim Lestarikan Seni Mamanda yang Hampir Punah

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger