TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) masih menjadi momok bagi perempuan dan anak-anak di Kota Bontang. Data yang dirilis Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BP2KB) Bontang, menunjukkan hingga jelang akhir tahun ini sedikitnya 38 kasus KDRT yang berhasil terungkap.
Jumlah ini diyakini masih kecil dibanding kasus serupa yang tidak terungkap ke publik karena alasan menjaga aib keluarga. "Jumlah KDRT tahun ini cukup tinggi, sedikitnya 38 kasus sudah kami tangani. Tapi diperkirakan masih lebih banyak yang tidak terungkap karena alasan malu jadi aib keluarga," ujar Kepala BP2KB, Dobby Rizami, Kamis (4/12/2014).
Ia mengungkapkan, rata-rata korban KDRT menimpa perempuan dan anak-anak. Para korban KDRT ini tidak hanya mengalami kekerasan fisik, tapi sebagian kekerasan seksual yang mengakibatkan trauma kekerasan psikis, hingga ketelantaran.
"Soal KDRT ini, tadinya masyarakat (korban -red) enggan melaporkannya kepada penegak hukum. Tapi karena ada sosialisasi untuk memberikan pemahaman tentang KDRT ini, ada keberanian dari masyarakat untuk menyampaikan masalah ini," ujar Dobby.
Menurut Dobby, para korban KDRT umumnya sudah mendapatkan penanganan khusus dari BP2KB, melalui proses pendampingan bekerjasama dengan Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A). "Kalau untuk pelakunya sudah ditangani oleh pihak berwajib," katanya. (*)
Anda sedang membaca artikel tentang
Kasus Kekerasan Masih jadi Momok bagi Perempuan dan Anak-anak di Bontang
Dengan url
http://beritakaltime.blogspot.com/2014/12/kasus-kekerasan-masih-jadi-momok-bagi.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Kasus Kekerasan Masih jadi Momok bagi Perempuan dan Anak-anak di Bontang
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Kasus Kekerasan Masih jadi Momok bagi Perempuan dan Anak-anak di Bontang
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar