Gawat, Rupiah Melemah ke 14.000 Jika Kabinet Jokowi Salah

Written By Unknown on Rabu, 17 Desember 2014 | 12.16

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Nilai tukar rupiah atas dollar Amerika Serikat semakin lemah. Sejumlah bank mencapai menjual 1 dollar AS seharga Rp 13.000. Kurs tenggah Bank Indonesia (BI), Rabu (17/12/2014) pukul 12.37 Wita, berada pada kisaran Rp 12.720.

Adapun kurs di Bank Central Asia (BCA) beli Rp 12.865 sedangkan jual Rp 12.565. Selasa kemarin, nilai tengah sempat menyentuh angka Rp 12.900 per dollar AS.

Terakhir kali rupiah menyentuh level itu di akhir era orde baru 16 tahun lalu atau 1998. Ketika itu pairing USD/IDR mencapai Rp 12.900 per dollar AS.

Mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli mengatakan, jika fundamental ekonomi Indonesia sehat dengan indikatorneraca perdangan, neraca transaksi berjalan dan neraca pembayaran sehat, maka pengaruh pengetatan Fed Reserve Amerika akan sangat minimal. (Baca: Rupiah Tergerus Sentimen Politik Domestik)

"Tetapi fundamental tidak sehat (quatro deficits), sedikit saja pengetatan moneter di Amerika, rupiah anjlok tajam," ujar Rizal dalam pesan tertulis kepada TribunKlatim.co.

Semua analis pemuja Jokowi, kata mantan Kepala Badan Urusan Logistik itu, berulang-ulang mengatakan sebelum Pipress, bahwa jika Jokowi terpiliah jadi presiden, rupiah akan menguat di bawah Rp 9000 per dollar AS.

"Rizal sebaliknya mengatakan siapa pun presidennya, jika tidak punya program untuk mengurangi quatro deficits, rupiah akan terus anjlok ke Rp 14.000 per dolar AS," kata Rizal.  

Sayangnya sampai saat ini, katanya, "Menteri-menteri Jokowi hanya sibuk menyalahkan faktor internasional, tapi menjelaskan secara rinci apa yg akan dilakukan utk mengurangi quatro deficits." (Baca: Kurs Dolar di Bank Tembus Rp 12.000 Lagi)

Menko Perekonomian Sofyan Djalil menepis lunglainya rupiah atas dollar AS kali ini seperti perulangan krisis moneter 1998. "Kondisi '98 kan banyak, karena politik, bersamaan ya," ucapnya, Selasa kemarin.

Menurut dia, krisis moneter 1998 merupakan akumulasi dari krisis politik di dalam negeri bersamaan krisis keuangan di Asia. "Nah, kondisi saat ini berbeda dengan situasi pada waktu itu," kata Sofyan. (Baca: Rupiah Diprediksi Bergerak Terbatas Hari Ini )

Kata Sofyan, secara umum ekonomi Indonesia bagus, demikian pula politik aman sekali. "Presiden kita luar biasa populernya. Kebijakan-kebijakan pemerintah yang dikeluarkan luar biasa bagusnya," ucapnya.

Sebelum Pilpres tahun ini, Analis Mandiri Investa Kiswoyo Adijo menilai efek Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menjadi calon Presiden RI, berdampak pada nilai mata uang rupiah terhadap dollar AS. Kiswoyo memprediksi rupiah akan menguat dari Rp 11.500 sampai 10.500 sampai akhir tahun.

"Kalau rupiah sampai akhir tahun targetnya menguat," ujar Kiswoyo kepada Tribunnews.com, Jumat (14/3/2014).

Selain penguatan nilai mata uang rupiah, efek Jokowi juga berdampak kepada kenaikan Index Harga Saham Gabungan (IHSG) yang naik sampai 152 poin. Hal itu terjadi sejak diumumkan Jokowi jadi calon presiden dari PDI-Perjuangan.

Kiswoyo Adijo menilai pasar akan melakukan koreksi sehat untuk IHSG terlebih dahulu atas efek Jokowi pekan depan. "Kemungkinan ada koreksi sehat dulu, hari Senin, habis itu masih bisa lanjut lagi," ungkap Kiswoyo.

Lebih lanjut Kiswoyo menilai sebelum pemilu legislatif di bulan April mulai, IHSG akan naik di level 5000. Bahkan di akhir tahun jika Jokowi terpilih menjadi Presiden RI, IHSG berada di level 5200.

"Kenaikan IHSG bisa di level 5200 poin, tahun ini bisa," papar Kiswoyo. (*)


Anda sedang membaca artikel tentang

Gawat, Rupiah Melemah ke 14.000 Jika Kabinet Jokowi Salah

Dengan url

http://beritakaltime.blogspot.com/2014/12/gawat-rupiah-melemah-ke-14000-jika.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Gawat, Rupiah Melemah ke 14.000 Jika Kabinet Jokowi Salah

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Gawat, Rupiah Melemah ke 14.000 Jika Kabinet Jokowi Salah

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger