Pilih Obat Bermerek atau Generik?

Written By Unknown on Sabtu, 21 Desember 2013 | 12.16

JAKARTA, tribunkaltim.co.id - Dulu, ada uang ada barang. Barang berkualitas hanya bisa diperoleh dengan harga mahal. Sekarang, lain ceritanya. Barang berkualitas tidak selamanya mahal, tapi bisa diperoleh dengan harga yang lebih murah.

Paradoks ini juga terjadi dalam industri farmasi. Dulu, konsumen membeli obat lebih mahal karena faktor merek (branding). Obat yang dijual dengan harga mahal karena obat itu merupakan hasil penelitian atas ide penemunya untuk kemudian dipatenkan.

Hal ini yang juga menjadi dasar perbedaan antara obat branded dengan obat generik. Obat branded lebih mahal karena sudah bermerek. Obat generik bisa lebih murah karena hanya mencantumkan zat reaktif dalam kemasannya tanpa embel-embel merek apa pun.

Khasiat obat generik sebenarnya tidak kalah dengan obat bermerek. Soalnya, bahan baku yang terkandung di dalamnya juga memiliki unsur serupa.

Karena lebih murah, bukan berarti proses pembuatan obat generik menjadi asal-asalan. Proses pembuatan obat generik juga sangat higienis.

KONTAN mendatangi pabrik salah satu anak usaha PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), yaitu PT Hexapharm Jaya (HJ) yang khusus membuat obat generik. Ketika memasuki areal pabriknya saja rambu larangan merokok dan membuang sampah sembarangan tersebar di berbagai sudut.

Saat memasuki ruang produksi obat juga tidak bisa sembarangan. Pengunjung wajib melepas asesoris tubuh seperti jam tangan, dan ponsel pun juga harus ditinggalkan di ruangan khusus. Lalu, pengunjung diwajibkan memakai pakaian khusus rangkap dua dan sangat tertutup dari ujung kaki hingga kepala.

Setelah perlengkapan pertama terpakai, barulah pengunjung diperbolehkan memasuki ruangan berikutnya, yaitu kamar produksi. Kesan higienis, wangi khas bahan kimia, dan sedikit kesan "menyeramkan" sangat terasa ketika memasuki ruang produksi.

Dalam ruangan itu banyak ruang-ruang kecil yang dipisahkan dengan kaca tebal dan setiap ruangan memiliki fungsinya masing-masing. Ruangan untuk minum operator pabrik pun dibuat secara terpisah. Bahkan pintu utama di ruangan ini juga seperti yang ada di film fiksi ilmiah.

Pintu utamanya berangkap dua, dan dipisahkan dengan sebuah ruangan kecil sebagai ruangan tunggu. Jika satu sisi pintu terbuka, maka sisi pintu lainnya wajib ditutup. Jika satu sisi pintunya terbuka, maka pengunjung wajib menunggu hingga pintu tersebut menutup, dan barulah diperbolehkan membuka pintu berikutnya untuk memasuki kamar produksi.

Pada ruangan inilah proses pembuatan obat dilakukan. Bahan baku yang digunakan diletakan di atas wadah khusus yang dilapisi plastik rapat dan diisi silica gel untuk mengurangi kelembapan. Bahan baku itu diambil untuk kemudian ditimbang.

Sembari ditimbang, proses validasi pun juga dilakukan. Proses ini dilakukan untuk mencampur bahan baku yang satu dan lainnya sesuai dengan komposisi yang dibutuhkan. Validasi juga dilakukan dengan bantuan sistem komputerisasi untuk meminimalisir kesalahan perhitungan.

Proses penimbangan dan validasi selesai, maka proses berikutnya mulai dari pencampuran (mixing), pencetakan, sampling, validasi ulang, pelapisan (coating), pengepakan (packaging) pun dilakukan.

Selain dengan bantuan operator, semua proses itu juga menggunakan mesin-mesin raksasa dan dilakukan di dalam ruangan terpisah. Meski terpisah, tapi setiap ruangan saling terintegrasi sehingga kontak langsung antara obat dengan sentuhan tangan manusia sangat minim.

Bahkan, ada beberapa ruangan yang mewajibkan operatornya menggunakan perlengkapan tambahan seperti google dan headphone. Semua itu dilakukan untuk meminimalisir resiko kontaminasi obat oleh zat asing di luar ruangan.

Jadi, pilih obat generik atau tetap menggunakan obat bermerek?


Anda sedang membaca artikel tentang

Pilih Obat Bermerek atau Generik?

Dengan url

http://beritakaltime.blogspot.com/2013/12/pilih-obat-bermerek-atau-generik.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Pilih Obat Bermerek atau Generik?

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Pilih Obat Bermerek atau Generik?

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger