Puluhan orangtua siswa memprotes sistem PSB. Pasalnya, mereka kebingungan mencari sekolah alternatif bagi anak-anak mereka yang dinyatakan tidak lulus seleksi. Rayon III sendiri membawahi empat sekolah, di antaranya SMP Negeri 1, SMP Negeri 2, SMP Negeri 9 dan SMP Negeri 14.
Namun ke empat sekolah tersebut, tetap membuka PSB dan menentukan kuota masing-masing secara bersamaan. Akibatnya, siswa yang dinyatakan tidak lulus seleksi tidak bisa mendaftar lagi di sekolah lain yang ada dalam Rayon III. Para orangtua murid pun melancarkan aksi protes dengan mendatangi Kepala Sekolah SMP Negeri 9 yang juga sekaligus Ketua Rayon III, Andi Maaruf.
"Bagaimana ini nasib anak-anak kita, mau disekolahkan di mana? Semua sekolah yang ada di Rayon III kuotanya sudah penuh," kata seorang ibu yang ikut memprotes sistem PSB, Senin (24/6/2013). Orangtua murid semakin geram ketika mengetahui banyak siswa yang nilainya lebih rendah ternyata lolos seleksi.
Sekadar diketahui, PSB kali ini menerapkan akumulasi nilai Surat Keterangan Hasil Ujian (SKHU) dan rapot. "Tapi kenapa anak yang nilainya hanya 6,4 diterima, sedangkan anak yang nilainya 80 justru tidak lolos seleksi?" ujarnya heran.
Orangtua murid pun curiga ada praktik calo PSB. Mereka pun curiga ada murid yang seharusnya dari rayon lain ternyata masuk di Rayon III. Sistem rayon ini dimaksudkan untuk mengurangi penumpukan PSB, dengan sistem ini, siswa yang mendaftar sekolah, selain ditentukan nilai juga ditentukan secara kewilayahan, sesuai domisili siswa. (*)
Anda sedang membaca artikel tentang
Penerimaan Siswa Baru di Berau Kacau
Dengan url
http://beritakaltime.blogspot.com/2013/06/penerimaan-siswa-baru-di-berau-kacau.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Penerimaan Siswa Baru di Berau Kacau
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Penerimaan Siswa Baru di Berau Kacau
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar