Tribun Kaltim - Minggu, 6 Januari 2013 13:06 WITA
Para peneliti melakukan studi terhadap hampir 2.200 orang penerima perawatan medis yang berusia 65 tahun atau lebih. Penelitian yang dipimpin oleh Richard Edo dari University of Amsterdam ini meneliti hubungan antara depresi pada usia lanjut dengan demensia dan kepikunan yang dikenal sebagai gangguan kognitif ringan (mild cognitive impairment/MCI).
Studi yang dipublikasi secara online dalam jurnal Archives of Neurology ini menemukan bahwa orang yang menderita depresi memiliki 40 persen lebih besar risiko menderita demensia ringan dan dua kali lebih besar kemungkinannya pula untuk menderita demensia sepenuhnya. Meskipun demikian, ternyata ini tidak ada kaitannya dengan masalah berpikir dan mengingat.
Para peneliti mengatakan, orang-orang yang menderita gangguan kognitif ringan dan depresi memiliki peningkatan risiko untuk pula menderita demensia, khususnya demensia vaskular. Mereka mencatat, meski demikian, orang-orang dengan golongan itu tidak berisiko lebih besar untuk penyakit Alzheimer, bentuk paling umum dari demensia.
"Temuan kami menunjukkan bahwa depresi dapat mengembangkan kondisi kognitif normal bertransisi menjadi demensia," tulis para peneliti dalam rilis berita jurnal.
Depresi memengaruhi 3 persen hingga 63 persen orang dengan gangguan kognitif ringan. Studi sebelumnya telah menemukan bahwa orang dengan riwayat depresi memiliki risiko yang lebih besar untuk menderita demensia. Para peneliti menambahkan bahwa belum diketahui mekanisme yang jelas tentang antara depresi di usia lanjut dan gangguan kognitif. Studi ini pun belum menunjukkan hubungan sebab-akibat langsung.
Anda sedang membaca artikel tentang
Lansia yang Depresi Berisiko Demensia
Dengan url
http://beritakaltime.blogspot.com/2013/01/lansia-yang-depresi-berisiko-demensia.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Lansia yang Depresi Berisiko Demensia
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Lansia yang Depresi Berisiko Demensia
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar