Tribun Kaltim - Sabtu, 3 November 2012 13:44 WITA
"Anak-anak di sini tidak seceria dulu, anak saya tidak mau jauh dari orangtuanya, dia ingin selalu ditemani. Ia tampak ketakutan apabila mendengar ada barang yang jatuh," kata Komang Ar (29), salah satu warga Balinuraga, di Lampung Selatan, Sabtu (3/11/2012).
Baginya, kerusuhan yang terjadi beberapa hari lalu, cukup menegangkan bagi kaum perempuan dan anak-anak di kampung tersebut. "Sampai saat ini, tutur Komang, baru beberapa wanita saja yang berani pulang, itu pun hanya melihat kondisi rumah, kemudian membereskan serakan sampah dari rumah yang hancur. "Setelah mereka membereskan rumah, para wanita itu langsung kembali ke pengungsiannya masing-masing," katanya.
"Saya berani datang ke sini karena diyakinkan oleh aparat. Kalau tidak ada aparat saya juga tidak berani, apalagi bermalam di rumah. Saya lebih memilih berada di pengungsian biarpun lokasinya di kebun," tambah dia.
Ia mengaku tidak jelas dengan duduk persoalan asal muasal bentrok yang menelan sejumlah korban tewas dan ratusan rumah hancur itu. "Yang kami tahu, pada Minggu malam itu kami mendengar ada bunyi kentongan yang terus-menerus dan kami diperintahkan untuk segera meninggalkan rumah," katanya.
Anda sedang membaca artikel tentang
Bentrok Lampung Sisakan Trauma bagi Anak-anak
Dengan url
http://beritakaltime.blogspot.com/2012/11/bentrok-lampung-sisakan-trauma-bagi.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Bentrok Lampung Sisakan Trauma bagi Anak-anak
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Bentrok Lampung Sisakan Trauma bagi Anak-anak
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar